Pada tanggal 1 januari tahun 1949 Mobiele Brigade Kepolisian Keresidenan Riau dipimpin oleh Inspektur Polisi TK I Hoemala Silalahi, pada perang kemerdekaan II, dalam agresi II Belanda melakukan penyerangan di desa rantau berangin dengan markas berpusat di dusun koto mesjid desa pulau gadang yang menewaskan 11 prajurit terbaik Mobile brigade yang jenazah nya disemayamkan di makam pahlawan "kusuma bantolo" Pulau gadang dan dipindahkan ke makam "kusuma dharma" pekanbaru sekira tahun 1968.
Kepala Inspektur Polisi TK II Tugimin diberi perintah untuk melakukan bumi hangus, perintah ini baru dilaksanakan oleh Inspektur TK II Tugimin dini hari setelah meninggalkan Pekanbaru.
Pasukan dikumpulkan dan diumumkan pengunduran pasukan, asrama dibakar dan setelah dilakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih yang akan ditinggalkan, pasukan mengikuti rombongan Kepala Staf Resimen A.D ( Mayor R. Akil Prawiradireja)
Perjuangan fisik dengan tetesan darah para syuhada prajurit brigade mobil hingga pengakuan dari kepala kepolisian waktu itu maka tanggal 14 Nopember di jadikan hari lahirnya pasukan mobile brigade (mobrig) yang dari masa kemasa mengalami perubahan pasang surut cukup pesat, berikut perjalanan perjuangan Pasukan Mobile Brigade di wilayah Riau.
Pada tahun 1948 pada masa Perang Kemerdekaan“ II terdapat satu kompi pasukan Mobile Brigade dibawah pimpinan Inspektur Satu Humala Silalahi dan berkedudukan di Simpang Tiga Pekanbaru
Pada bulan Maret 1949 pasukan IP Toegimin bergabung dengan pasukan Inspektur Satu Humala Silalahi sehingga terbentuklah dua pasukan Mobrig pimpinan IP II Humala Silalahi dengan dibantu Aiptu Abdul Muis, IP II Toegimin, PIP Amir Husin Atan, PIP II Saididari kekuatan inilah penyerangan terhadap Kota Bangkinang yang telah diduduki Belanda terhitung sejak 1 Januari 1949.
Tgl 29 Desember 1949 terjadi pengukuhan kedaulatan dari Belanda ke Pemerintah RI IP Humala Silalahi mendapat kepercayaan untuk timbang terima kota Pekanbaru da
Kepala Inspektur Polisi TK II Tugimin diberi perintah untuk melakukan bumi hangus, perintah ini baru dilaksanakan oleh Inspektur TK II Tugimin dini hari setelah meninggalkan Pekanbaru.
Pasukan dikumpulkan dan diumumkan pengunduran pasukan, asrama dibakar dan setelah dilakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih yang akan ditinggalkan, pasukan mengikuti rombongan Kepala Staf Resimen A.D ( Mayor R. Akil Prawiradireja)
Perjuangan fisik dengan tetesan darah para syuhada prajurit brigade mobil hingga pengakuan dari kepala kepolisian waktu itu maka tanggal 14 nopember di jadikan hari lahirnya pasukan mobile brigade (mobrig) yang dari masa kemasa mengalami perubahan pasang surut cukup pesat, berikut perjalanan perjuangan Pasukan Mobile Brigade di wilayah Riau.
Pada tahun 1948 pada masa Perang Kemerdekaan II terdapat satu kompi pasukan Mobile Brigade dibawah pimpinan Inspektur Satu Humala Silalahi dan berkedudukan di Simpang Tiga Pekanbaru
Pada bulan Maret 1949 pasukan IP Toegimin bergabung dengan pasukan Inspektur Satu Humala Silalahi sehingga terbentuklah dua pasukan Mobrig pimpinan IP II Humala Silalahi dengan dibantu Aiptu Abdul Muis, IP II Toegimin, PIP Amir Husin Atan, PIP II Saididari kekuatan inilah penyerangan terhadap Kota Bangkinang yang telah diduduki Belanda terhitung sejak 1 Januari 1949.
Tgl 29 Desember 1949 terjadi pengukuhan kedaulatan dari Belanda ke Pemerintah RI IP Humala Silalahi mendapat kepercayaan untuk timbang terima kota Pekanbaru dan Siak Sri Indrapura dari tangan Belanda.
Th 1952 jawatan Kepolisian Negara di TK Pusat membentuk Inspeksi Mobil Brigade dan untuk TK Daerah dibentuk Koordinator dan Inspektur Mobrig adapun untuk Sumatera Tengah ditunjuk Inspektur Pertama Ajun Komisaris Polisi Humala Silalahi kemudian IP Toegimin pindah ke Padang Panjang sebagai Komandan Kompi 5135 Mobrig
Untuk daerah Riau di bentuk satu Kompi Mobrig dengan Komandan Kompi IP II Soetejo dengan Kompi 5271 berkedudukan di Tanjung Batu Kundur sekarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tuliskan komentar anda disini